Di kejadian 28 ini kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja dan menyatakan bahwa di dalam hidup Yakub, keturunannya, dan sampai ke seluruh umat sepanjang jaman, semua adalah semata-mata karena anugerahNya. Dimulai dari Yakub yang harus pergi meninggalkan tanah perjanjian dan keluarganya, pergi ke rumah pamannya untuk mencari istri yang tepat, dan kali ini dia pergi dengan restu dan berkat (Ayat 3-4) dari ayahnya tanpa perlu dia menipunya. Ini adalah berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan kemudian kepada Ishak, dan sekarang secara tepat dan sah diturunkan berkat itu kepada anaknya Yakub. Ini adalah janji Tuhan untuk membangun gerejaNya, yaitu sekumpulan orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk beribadah kepada Tuhan. Di dalam janji itu juga berbicara tentang tanah perjanjian, meskipun untuk sementara Yakub harus meninggalkan tanah Kanaan itu karena dosanya.
Dalam perjalanannya, Yakub sampai di suatu tempat yang nanti disebut Betel dan bermalam disitu karena matahari telah terbenam. Penulis memakai istilah matahari telah terbenam, ini sebenarnya menggambarkan akan keadaan Yakub pada saat itu. Dari perspektif narasi kisah hidup Yakub, matahari akan terus terbenam sampai Kejadian 32, barulah matahari akan terbit yaitu saat dia kembali ke tanah perjanjian. Dari pasal 28 sampai dengan pasal 32, Yakub bertahan di dalam malam yang gelap dan panjang, 40 tahun kira-kira lamanya, semua karena dosa Yakub. Tetapi alkitab juga mengajarkan kepada kita, di malam yang gelap dan panjang itu, Tuhan tidak meninggalkan Yakub dan menyatakan anugerahNya yang mencengangkan dan sesungguhnya tidak layak diterima Yakub.
Mimpi Yakub di Betel mengenai tangga yang ujungnya sampai di langit (ayat 12), sesungguhnya adalah sebuah parallel dari kisah menara babel (Kejadian 11), yang tadinya akan mempunyai puncak yang mencapai langit. Yakub menyadari bahwa bukan di Babel, tapi disinilah di Betel pintu gerbang sorga itu. Di masa itu, manusia merasa telah mencapai puncak kejayaan dan mereka memakai teknologi yang termutakhir untuk membangun jalan menuju sorga dengan kekuatan mereka sendiri, menyatakan kebesaran dan kehebatan mereka. Motivasi orang-orang Babel ini adalah karakteristik semangat dunia sepanjang jaman. Disini kita belajar bahwa rencana mereka hancur berantakan dengan Tuhan melakukan sesuatu yang sangat sederhana, yaitu mengacaukan bahasa mereka sendiri. Inilah yang akan terjadi bagi semua orang yang mencoba menemukan jati dirinya, harga dirinya, dan keamanannya diluar Tuhan. Ini menjadi kontras dengan apa yang terjadi di dalam hidup Yakub di Betel, Tuhan menyatakan firman dan anugerahnya secara tak terduga saat Yakub pada titik terendah di dalam hidupnya. Apa yang dikejar-kejar orang di Babel dengan sekuat tenaga, sekarang di dalam hidup Yakub diberikan secara cuma-cuma berdasarkan anugerahNya semata-mata (ayat 15). Tidak kebetulan bahwa cerita tentang Abraham itu ada di pasal 12, setelah kisah menara Babel di pasal 11. Ketika di pasal 11 orang-orang berjuang untuk mencari nama mereka sendiri, di pasal 12 Tuhan datang kepada Abraham dan berkata Aku akan membuat namamu masyur. Apa yang kita lihat di pasal 28 ini adalah semata-mata karena anugerah dan belas kasihan Tuhan kepada Yakub, disaat dia kehilangan segalanya, tidak tahu apa yang terjadi didepan, dan sebenarnya tidak layak menerimanya. Inilah seringakali cara Tuhan bekerja di dalam hidup kita.
Didalam cara yang berbeda-beda, biarlah Tuhan mengingatkan sekali lagi kepada kita bahwa semua keberhasilan dan kebaikan yang kita alami betul-betul karena anugerah Tuhan semata-mata. Memang kita perlu berusaha, tetapi dengan kesadaran bahwa kekuatan untuk itupun adalah karena anugerah Tuhan semata-mata. Janji Tuhan di Betel ini akan digenapi secara sempurna oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Di dalam Yohanes 1:51, Tuhan Yesus berkata “…engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia”, ini berkaitan dengan apa yang terjadi di Betel. Bukan malaikat yang turun naik diatas tangga itu, tetapi malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia Yesus Kristus itu. Ini menegaskan Yesus Kristus itulah satu-satunya tangga menuju sorga, satu-satunya jalan menuju Allah Bapa. Ini bukanlah tangga milik Yakub, tetapi tangganya Allah sendiri. Tangga yang bukan didirikan dari bumi ke sorga, bukan yang dikerjakan dengan tangan manusia seperti yang terjadi di Babel, ini adalah tangga yang diberikan oleh Tuhan dari sorga ke bumi, sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan manusia tetapi telah diberikan Allah dari sorga ke bumi bagi manusia yang tidak layak. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, dia mengaruniakan anakNya yang tunggal bagi kita, dia memberikan tangga itu dari sorga ke bumi, supaya bagi siapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Respons Yakub ketika menerima anugerah yang tak terduga ini adalah dia merasa takut (ayat 16-17), dia menyadari keagungan dan kebesaran Tuhan, Tuhan hadir di dalam hidupnya. Respons kedua Yakub adalah dia memuji dan menyembah Tuhan (ayat 18). Yakub yang menyadari anugerah Tuhan yang besar dalam hidupnya, dia sekarang menyerahkan seluruh hidupnya (ayat 20) kedalam tangan Tuhan. Inilah yang menjadi seharusnya respons kita ketika kita mengerti dan mengingat anugerah Tuhan selama hidup kita.