How Revelation Changes Us?

How Revelation Changes Us?

August 14, 2022

Series: New Testament

Book: Revelation

Bible Passage: Revelation 22

Di akhir bagian ini kitab Wahyu diakhiri dengan hal-hal yang sudah ditulis di awal, dalam permulaan. Ayat 6 mengatakan Aku akan segera datang, itu juga hal-hal yang sudah dikatakan Tuhan Yesus di awal yang diwahyukan kepada Yohanes. Kitab Wahyu ini ditulis supaya umat Tuhan berpegang teguh pada nubuatan, perkataan Tuhan karena ini adalah perkataan yang benar, pasti terjadi sesuai dengan janjiNya. Satu-satunya yang pasti yang dapat dipercaya sepenuh hati adalah Firman Tuhan yang hidup yang Tuhan sudah nyatakan kepada kita dalam seluruh kitab, khususnya kitab Wahyu. Dalam bagian terakhir ini Tuhan Yesus mengatakan Aku datang segera (ayat 12, 20). Ini ditegaskan Kristus akan datang segera, Dia akan membalaskan setiap orang menurut perbuatannya, ini bukan kita diselamatkan karena perbuatan kita, tetapi untuk menegaskan perbuatan kita itu penting di hadapan Tuhan karena perbuatan-perbuatan kita itu menunjukkan siapa kita sesungguhnya. Kalau kita adalah orang-orang yang sudah disucikan dari kecemaran kita oleh darah Kristus (ayat 14) maka itu semua adalah anugerah Tuhan semata-mata, kita diselamatkan hanya karena anugerah Tuhan semata-mata. Jadi perbuatan kita menunjukkan siapa kita, apa yang kita lakukan itu menunjukkan apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Salah satu ciri kita makin berkenan kepada Tuhan adalah kita makin sadar bahwa hidup kita adalah hidup yang bergantung hanya kepada Tuhan. 

Paulus dalam awal-awal pelayanannya mengatakan di antara para rasul aku adalah orang yang paling kecil, aku tidak layak disebut rasul lalu di suratnya yang kemudian dia mengatakan di antara orang Kristen aku adalah yang paling hina, di dalam 1 Timotius menjelang akhir kehidupannya dia mengatakan di antara orang berdosa akulah yang paling berdosa, itulah progressive sanctification dalam hidup Paulus. Awalnya dia mengatakan di antara para rasul dalam kelompok yang sangat kecil, kemudian di antara orang-orang Kristen, jauh lebih besar, tetapi ketika dia makin bertumbuh, makin mengenal Tuhan, makin dekat kepada Tuhan, menjelang akhir hidupnya maka dia mengatakan di antara semua orang berdosa, akulah yang paling berdosa. Dia tidak mengatakan dulu aku orang yang paling berdosa, dia mengatakan hari ini, ketika dia makin mengenal Tuhan, makin sadar akan anugerah Tuhan, makin sadar dia tidak bisa hidup tanpa anugerah Tuhan, dia sadar diluar Tuhan dia tidak dapat berbuat apa-apa. Semakin orang bertumbuh imannya, semakin orang kudus hidupnya, semakin orang hidupnya berkenan kepada Tuhan justru semakin sadar bahwa dia tidak dapat hidup tanpa Tuhan, semakin bergantung kepada Tuhan. 

Kalau kita adalah orang-orang yang sudah ditebus Tuhan, yang sudah mengalami anugerah Tuhan, yang sudah dikuduskan Tuhan maka Tuhan akan terus bekerja, Dia tidak akan meninggalkan kita, Dia ingin kita terus bertumbuh. Dalam akhir zaman ini orang-orang termasuk orang-orang yang ada di dalam gereja semakin jelas siapa-siapa mereka yang sungguh-sungguh mau mengikut Tuhan atau mulai mundur dan akhirnya hilang dan tidak pernah datang lagi ke gereja (ayat 11). Orang-orang benar yang sudah dibenarkan Kristus akan bertahan dan akan dipanggil Tuhan untuk membalas kejahatan dengan kebaikan (ayat 12-16).

Secara keseluruhan apa yang kita dapat dari kitab Wahyu ada 4 hal yang boleh kita simpulkan. Pertama Tuhan ingin kita melihat situasi hidup kita di dalam perspektif yang sebenarnya supaya kita mengerti situasi hidup kita, gereja Tuhan dalam perspektif yang sebenarnya. Ada 2 realita yang harus kita pegang secara paradoks, gereja Tuhan adalah gereja yang aman dalam perlindungan Tuhan. Anak-anak Tuhan yang sejati, yang telah ditebus Kristus adalah milik Tuhan dan tidak ada apapun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus termasuk kematian sekalipun. Bukan berarti kita tidak akan mengalami tantangan, kesulitan, penganiayaan. Sekalipun setan sudah dibelenggu, dia akan membawa sebanyak mungkin orang untuk hancur bersama-sama dia. Kedua, kita perlu melihat musuh kita dalam warna sebenarnya. Wahyu memperingatkan kita bahwa orang-orang bahkan negara tidaklah seperti yang kita lihat, kalau tidak kita akan tertipu akan penampakan luar dari dunia ini, musuh-musuh kita seperti the beast, binatang buas itu yang merepresentasikan akan pemerintahan yang kelihatan hebat tetapi mereka akan hancur seketika ketika Kristus datang kedua kalinya. Biarlah kita membenci dosa, meninggalkan dosa dan hidup taat kepada Tuhan. Ketiga, kitab Wahyu mengajar kepada kita untuk melihat juruselamat kita dalam kemuliaan yang sebenarnya. Kristus adalah Tuhan yang telah datang sebagai hamba yang menderita dalam kedatangan yang pertama. Dia datang menjadi manusia, menjadi hamba yang menderita dan terus taat sampai mati di kayu salib. Tetapi waktu kedatanganNya yang kedua semua menjadi jelas, Dia adalah Tuhan, Dia adalah raja di atas raja, semua mahkluk di alam semesta akan menyembah Dia dengan puji-pujian yang sempurna. Itulah kemuliaan Tuhan yang nanti kita akan lihat. Biarlah kita menantikan itu dan makin kita mengenal Dia dan sadar Dia adalah Tuhan yang begitu mulia, begitu besar dan agung. Keempat, kitab Wahyu mengajar kita untuk kita melihat diri kita dalam keindahan yang sebenarnya. Diri kita maksudnya gereja, kita adalah bagian dari gereja Tuhan. Wahyu menunjukkan kepada kita bagaimana Kristus melihat akan gerejaNya, pengantin perempuanNya. Kalau kita mengingat 7 gereja kepada siapa surat ini diberikan, kebanyakan mereka mendapat pujian tetapi banyak juga yang mendapat teguran, ada banyak dosa di gereja-gereja yang memang tidak sempurna. Tuhan menegur dengan keras, mendisiplin akan gerejaNya karena Dia mengasihi gerejaNya, itu seperti seorang ayah kepada anaknya yang dia kasihi, anaknya yang salah akan didisplinkan karena ayahnya mengasihi anaknya. Akan sangat berbahaya jika kita hidup dalam dosa tetapi Tuhan tidak disiplin, Tuhan biarkan kita hidupnya lancar, banyak uang, sehat, keluarga baik-baik padahal kita hidup dalam dosa tidak taat Tuhan, itu adalah saat-saat yang sangat bahaya. Kalau Kristus begitu mengasihi gerejaNya bagaimana mungkin kita sebagai anggota gereja tidak mengasihi gerejaNya. Biarlah kita menjadi umat Tuhan yang sungguh-sungguh melihat keindahan gereja yang sebenarnya yang dikasihi Tuhan.