Jacob Wrestles

Jacob Wrestles

March 26, 2023

Series: Old Testament

Book: Genesis

Bible Passage: Genesis 32

Kejadian pasal ke 31 diakhiri dengan perpisahan damai antara Yakub dengan Laban. Setelah 20 tahun mereka bersama yang penuh dengan intrik dan tipuan satu sama lain, akhirnya mereka membuat garis pemisah. Memasuki pasal ke 32, Yakub mempersiapkan diri untuk pulang ke rumah keluarganya, tanah perjanjian, bertemu dengan kakaknya Esau yang 20 tahun lalu telah ditipunya dan direbutnya akan hak kesulungan itu. Yakub baru saja berpisah dengan Laban, kubu yang berseberangan musuh daripada dia, dan sekarang dia sedang bersiap untuk bertemu dengan kubu yang lain yaitu Esau. Didalam ketakutannya, Tuhan mengajar sekaligus memberi kekuatan kepada Yakub bahwa dia tidak perlu menghadapi semua tantangan didalam hidupnya dengan kekuatannya sendiri. Itulah sebabnya Tuhan mengutus malaikat-malaikatNya sebelum dia bertemu dengan Esau untuk memberkati Yakub dan memberi kekuatan, serta menegur dia. Hal ini juga yang kita perlu ingat bahwa dalam perjalanan kita di dalam dunia ini, sejak kita bertemu Kristus, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, malaikat-malaikat Tuhan juga menyertai kita (Mazmur 34:8).

Di bagian selanjutnya kita bisa melihat iman Yakub tentang penyertaan Tuhan ini langsung diuji pada saat dia bertemu Esau. Yakub mengirim utusan untuk menemui Esau dan utusan itu kembali untuk memberi kabar bahwa Esau juga sedang didalam perjalanan menemui Yakub membawa 400 orang-orangnya. Maka wajar sekali Yakub takut dan mulai membuat strategi, yaitu membuat kemah-kemah agar dia bisa melihat dari belakang apa yang Esau akan lakukan kepada utusannya di bagian terdepan. Tapi kemudian didalam segala ketakutannya itu, dia melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, yaitu dia berdoa kepada Tuhan. Dalam doa Yakub ada 4 poin yang penting:

  • 1. Mengingat kesetiaan Tuhan pada janjinya di masa yang lalu
  • 2. Menyadari akan dirinya yang tidak layak
  • 3. Menyatakan permohonannya kepada Tuhan
  • 4. Semua perhomonan itu dilandaskan atas janji Tuhan sendiri

 

Setelah dia berdoa dan sebelum doa Yakub dijawab Tuhan, dia tetap menyiapkan segala sesuatu yang menjadi strateginya untuk menghadapi Esau, menyiapkan persembahan untuk Esau dan dia sendiri akan berada di kubu belakang. Kemudian malam itu Yakub bergulat dengan seorang laki-laki sampai fajar menyingsing dan pangkal paha Yakub disentuh sehingga terpelecok. Saat orang itu, yang kemudian diketahui Yakub adalah Tuhan itu sendiri, akan pergi, maka sahut Yakub di ayat ke 26: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”. Yakub sadar bahwa selama ini dia mencari berkat dari manusia, tetapi dia sadar bahwa berkat dari Tuhan adalah yang dia sebenarnya perlukan, tidak ada lagi yang lebih berharga, dan dia bahkan rela mati demi mendapatkannya. Bukan berkat dari ayahnya, bukan mengalahkan Esau atau Laban untuk mendapatkan Rahel, bukan Rahel, tapi kerinduan hatinya adalah mendapat berkat dan penyertaan Tuhan. Sebelum Tuhan memberkati Yakub, Tuhan bertanya, “Siapakah namamu?”. Terakhir kali Yakub ditanya pertanyaan ini, dia berkata “Aku Esau”, dia menipu ayahnya dan terus menipu orang-orang yang lain. Maka ini adalah sebuah pengakuan, tidak ada lagi yang bisa ditutupi dihadapan Tuhan. Tidak ada yang bisa datang ke hadapan Tuhan dengan masih menutupi dirinya.

Setelah Tuhan memberkati Yakub, dia pergi seperti gambaran orang yang telah bertemu Tuhan. Orang yang pincang tapi hatinya penuh dengan sukacita, orang yang tidak berdaya tapi dia justru menang, orang yang sadar dirinya lemah tapi itulah kekuatan dia. Mengikut Tuhan tidak berarti hidup kita lancar, tetapi ditengah segala kesulitan yang kita hadapi, ada penyertaan Tuhan. Di kehidupan Yakub kita melihat ada berita injil, yang nantinya akan digenapi oleh keturunannya, yaitu Yesus Kristus. Yakub terus memegang Allah dengan resika dia mungkin mati, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Dia melakukan itu demi mendapat berkat dari Tuhan. Tetapi Kristus terus memegang Allah sampai dia betul-betul mati di atas kayu salib, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk saudara dan saya yang percaya kepadaNya.

Biarlah kisah Yakub mendorong kita untuk datang kepada Tuhan. Mungkin kita seperti Yakub yang terus memakai strategi dan usaha-usaha kita sendiri untuk mendapatkan yang kita rindukan didalam hati kita. Datang dan percayalah kepada Yesus Kristus, anak Yakub itu yang telah mati bagi kita sekalian. Biarlah kita boleh terus berpegang dan bersandar kepada Tuhan ditengah pergumulan yang kita hadapi, tidak bersandar pada diri kita sendiri, tetapi percaya pada janjiNya dan terus hidup dalam kehendakNya. Meski kita merasa sudah tidak punya kekuatan lagi menghadapi segala kesulitan dan tantangan yang tidak habis-habis, datanglah kepada Tuhan dan berserah penuh kepada dia. Kita akan menemukan bahwa tangan Tuhan yang kuat dan penuh kasih itulah sebenarnya yang terus memegang kita dan dia tidak akan melepaskan kita. Itulah janji Tuhan, dia tidak akan melepaskan kita anak-anaknya dan tidak ada siapapun yang dapat merebut kita dari tanganNya yang berkuasa.