Sixth and Seventh Trumpet: God Gave Them Up

Sixth and Seventh Trumpet: God Gave Them Up

June 12, 2022

Series: New Testament

Book: Revelation

Kita hari ini masuk kedalam rumah Hai sangkakala yang ke-6 ya yang kita bisa melihat pararelnya atau introduksi nya di dalam Wahyu pasal yang ketujuh sebelumnya waktu itu berbicara tentang tentang eh seorang malaikat yang yang menahan empat malaikat lain yang berdiri di empat penjuru bumi dari latar belakangnya ya. Sebelum memasuki pembahasan Wahyu 9, kita melihat dalam Wahyu 7:1-3 ada seorang malaikat yang muncul, yang gagah perkasa, yang menahan empat malaikat lain yang berdiri di empat penjuru bumi. Ke empat malaikat ini siap memporak-porandakan bumi, namun malaikat gagah perkasa itu mengatakan tunggu sebentar, supaya terlebih dahulu umat Tuhan diberi materai nama Allah dan nama Anak Domba Allah pada dahi mereka. Nama itu akan melindungi umat Tuhan ini dari kehancuran dan ke porak poranda and yang akan dilakukan oleh keempat malaikat itu. Dalam Wahyu 9:13-14, ketika Malaikat yang keenam meniup sangkakalanya maka berkatalah malaikat yang keenam itu “Lepaskanlah sekarang keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu.” Ketika keempat malaikat itu dilepaskan maka sepertiga umat manusia itu mati. Ini adalah eskalasi penghukuman Tuhan di dalam sangkakala sangkakala sebelumnya di mana sebelumnya sepertiga dari bumi yang terbakar dan sepertiga pohon hancur, sepertiga lautan menjadi rusak dan sepertiga binatang-binatang di dalam lautan itu menjadi hancur dan mati. Tetapi sekarang dalam sangkakala ke enam, sepertiga dari umat manusia itu mati. Ini mengingatkan kita tentang salah satu doktrin eh di dalam Gereja Reformed yang yang sangat penting yaitu the doctrine of Common Grace (doktrin Anugerah Umum). Secara sederhana Doktrin ini mengajarkan bahwa Tuhan memberikan hujan dan matahari baik kepada orang jahat maupun kepada orang baik, kepada anak-anak Tuhan maupun kepada orang-orang yang melawan Tuhan. Ini adalah anugerah umum yang Tuhan berikan kepada semua orang. Common Grace juga bisa dimengerti sebagai hal-hal yang baik yang yang kita bisa lihat, yang juga bisa muncul dari orang-orang yang jahat, yang tidak mengenal Tuhan. Di antara orang-orang yang tidak mengenalTuhan kita tahu mereka bisa mengatakan hal-hal yang benar, menciptakan musik-musik yang indah. Seperti Chopin seorang homoseks tetapi bisa menghasilkan musik yang sangat indah.

Ada dilema di sini, mengapa mereka bisa menghasilkan hal-hal yang baik, bukankah dunia ini sudah berdosa? Apalagi mereka tidak meninggalkan dosa-dosa dan terus hidup di dalam keberdosaan mereka. Maka timbul suatu pertanyaan, apakah sebenarnya dunia ini tidak betul-betul berdosa? Bukankah setelah Kejadian 3 ketika manusia jatuh di dalam dosa segala aspek hidup manusia menjadi tercemar dan rusak, melawan kehendak Tuhan, tidak ada bagian dari hidup manusia yang tidak tercemar. Bisa juga timbul pertanyaan yang kedua, apakah hal-hal yang kita katakan baik dan benar itu, sebenarnya tidak betul-betul baik dan benar, karena persepsi kita juga tercemar oleh dosa? John Calvin mengatakan bahwa hal-hal ini pun sebenarnya adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada mereka tetapi bersifat common atau umum. Namun anugrah ini tidak bersifat menyelamatkan mereka. Anugerah ini Tuhan berikan kepada orang-orang tidak percaya kepada Tuhan, bukan karena dari diri mereka sendiri, karena mereka adalah orang yang sudah total depravity. Ini adalah anugrah Tuhan, Grace Of God yang bersifat common/umum bagi semua orang, termasuk orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Kita bisa menghargai itu sebagai anugerah daripada Tuhan. Kita mengetahui dalam reform theology bahwa our trust is God is truth maka seluruh kebenaran, siapapun yang mengatakannya atau menghasilkannya atau membuatnya, kalau itu adalah kebenaran maka itu adalah berasal dari Tuhan. Salah satu aspek lain dari Common Grace seperti yang kita temui dalam bacaan Kitab Wahyu sekarang ini adalah bahwa comment Grace itu adalah anugerah Tuhan yang menahan dunia yang sudah berdosa ini sehingga tidak mengalami kerusakan yang serusak-rusaknya. Sebagai contoh, melalui hati nurani, manusia ketika pertama kali melakukan suatu dosa maka di merasa akan ditegur di dalam hatinya. John Calvin mengatakan hal ini adalah suatu sense of divinity yang ada di dalam setiap manusia. Tetapi kalau orang itu terus menekan suara hatinya maka lama-lama dosa itu menjadi biasa dan semakin merusak.

Contoh lainnya adalah pemerintah-pemerintah Tuhan berikan itu untuk menahan dunia yang berdosa tidak menjadi semakin rusak. Pemerintah menyandang pedang untuk menhukum orang yang mencuri, yang membunuh, sehingga pencurian dan pembunuhan tidak terus-menerus berlangsung yang dan menjadi dunia menjadi semakin rusak. Hal ini berkaitan dengan bacaan Wahyu 7, ketika malaikat itu datang dan menahan akan empat malaikat lainnya akan memporak-porandakan bumi. Namun dalam Wahyu 9, dilepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu untuk membunuh sepertiga dari umat manusia. Sehingga nantinya memang akan ada waktunya Tuhan menarik Common Grace sehingga dunia akan mengalami akibat dosa yang sungguh-sungguh mengerikan. Kita bisa mengerti juga sampai hari ini, common Grace sudah semakin diambil oleh Tuhan. Semakin hari Tuhan itu mendekat, semakin Common Grace diambil oleh Tuhan, dan kita bisa melihat dunia menjadi semakin rusak. Kalau kita mengikuti berita-berita buruk dan apa yang terjadi dalam dunia ini, kita makin sadar itulah, bahwa yang sedang terjadi adalah comment Grace dari Tuhan itu semakin ditarik dan dunia. Kita mendengar tentang perang di Ukraina yang terus berlangsung, dan juga membawa akibat krisis energi dan krisis pangan krisis ekonomi yang melanda seluruh dunia. Kita harus mengerti apa yang terjadi di dunia ini sehingga kita menjadi orang-orang yang berbijaksan dalam meresponi kondisi ini. Hal lain yang menarik dari Wahyu:9, dalam alkitab, sungai Efrat ini memiliki konotasi yang penting di dalam sejarah Alkitab. Khususnya di Perjanjian Lama, sungai Efrat berkonotasi sebagai tempat pembuangan. Kalau kita mempelajari sejarah kerajaan Israel maka sebelah timur Utara sungai Efrat terdapat satu kota yang penting yang kita semua kenal adalah kota Niniwe. Niniwe adalah ibukota kerajaan Asyur yang menaklukkan kerajaan Israel Utara. Kita tahu kita bisa mengerti kemarahan Yunus ini ketika Tuhan menyuruh dia pergi ke Niniwe untuk memperingatkan mereka yang adalah musuh-musuh besar Israel.

Di sebelah timur utara sungai Efrat, juga kemudian terdapat kerajaan Babilonia yang kemudian menaklukkan Israel. Kita membaca dalam Yehezkiel 38, Nabi Yehezkiel itu bernubuat tentang masa setelah pembuangan, berbicara tentang kekuatan gog dan magog, akan datang kekuatan asing dari Timur Utara Efrat. Sungai Efrat itu dikaitkan dengan musuh daripada Tuhan dari dan juga tempat pembuangan daripada umat Tuhan. Di dalam konteks penulisan Kitab Wahyu,dalam masa kerajaan Roma, maka dalam akhir abad yang pertama itu sungai Efrat juga adalah bagian paling timur dari kerajaan Roma. Di luar batas daripada Efrat itu terdapat kekuatan yang mengancam dari timur, dari sebagai Parthian Empire, yang selalu mengganggu kerajaan Romawi di bagian timur. Wahyu 9:16-17 menyatakan jumlah tentara itu adalah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda, atau 200 juta. Secara simbolik ini menyatakan jumlah yang sangat besar. Yang juga sangat mengerikan bukan hanya tentaranya, tetapi kuda-kuda itu sendiri, karena mengularkan api, asap belerang, dan ekornya seperti ular yang membunuh umat manusia. Menarik bahwa kerajaan Parthian juga terkenal dengan pasukan berkuda yang menunggang kuda sambil memanah. Sehingga pembaca surat Wahyu pada saat itu bisa membayangkan pasukan Parthian yang datang menghancurkan membunuh orang-orang Roma termasuk umat Tuhan yang ada di Roma. Tetapi gambaran yang kita lihat dalam Wahyu 9 dalah gambaran yang jauh lebih mengerikan dibanding dibanding pasukan berkuda Parthian, karena pasukan berkuda dalam Wahyu 9 membunuh sepertiga umat manusia. Wahyu 9:18-19 menyebutkan kuasa kuda-kuda itu ada di mulutnya dan di ekornya. Kalimat “ekornya sama seperti ular” merujuk kapada Si Ular tua atau si iblis yang mendatangkan kerusakan. Kalimat membunuh sepertiga umat manusia, tentu bukan simbolis, karena menunjuk kepada jumlah kematian yang amat besar. Seorang penafsir perjanjian lama dan kitab Wahyu mengatakan kemungkinan besar makhluk-makhluk yang digambarkan disini adalah berbicara tentang si ular tua, si setan yang yang yang memakai strategi yang sama dengan ular dalam kejadian pasal 3 untuk membunuh dan menghancurkan membawa kerusakan bagi umat manusia, yaitu membunuh dengan kebohongan.

Dalam Yohanes 8:44 Tuhan Yesus berkata tentang orang-orang Farisi yang terus melakukan kejahatan melawan Kristus, Dia mengatakan “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Sebagai contoh, perang narasi-narasi dengan kebohongan itu sesuatu yang menjadi sangat berbahaya kalau banyak orang bahkan jutaan, puluhan juta, ratusan juta orang percaya pada narasi kebohongan itu. Cawan murka Allah yang keenam itu di dalam Wahyu 16 akan ditumpahkan ke sungai Efrat sekali lagi. Wah 16:12-14 “Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.” Ini menandakan munculnya nabi-nabi palsu untuk menipu raja-raja dunia. Kemungkinan besar kalau dibalik daripada penipuan ini kita tahu adalah setan si iblis the father of Lies. Mungkin saja Vladimir Putin dia bukan bukan sumber kebohongan itu dia sendiri sedang dipakai oleh setan untuk mengatakan, menghidupi, dan melakukan peperangan berdasarkan kebohongan. Dibalik daripada semua kejahatan-kejahatan kebohongan yang ada di dunia ini ada si setan bapak dari segala penipu itu muncul. Dalam Wahyu 9, kita melihat di sini meskipun sudah mati sepertiga umat manusia, digambarkan orang-orang yang masih hidup juga tidak bertobat juga dari perbuatan tangan mereka. Mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala dari emas perak tembaga batu kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan. Mereka tidak bertaubat daripada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian. Ini sekali lagi menegaskan betapa kesengsaraan kesusahan ancaman itu tidak pernah mempertobatkan manusia. Hanya anugerah Tuhab, hanya kebenaran di dalam Kristus di mana saudara dan saya dipanggil untuk menjadi murid-murid kebenaran menjadi saksi-saksi-Nya. Biarlah kita membawa orang bertobat dan kembali kepada Tuhan. Orang-orang itu mereka tetap menyembah berhala-berhala yang di dalam perjanjian lama itu sering di diolok-olok oleh para nabi.

Berhala-berhala yang tidak bisa berjalan, tidak bisa berkata-kata, tidak bisa mencium, tidak hidup namun engkau menyembah dia, berhala itu seperti seperti orang-orangan di kebun mentimun, yang tidak bisa gerak deh harus digerakkan oleh orang, mengusir burung-burung liar. Orang-orangan it bergerak tetapi dia sebenarnya mati dan tidak berdaya sama sekali dan engkau menyembah akan hal-hal itu yang tidak berarti apa-apa. Kita melihat semua hukuman yang terjadi tidak membawa orang bertobat. In adalah biblical realism yang kita boleh mengerti. Kita melihat dunia ini segala macam malapetaka terjadi, seperti yang belum lama kita alami Covid 19 membuat begitu banyak orang mati, tetapi setelah ada vaksin dan Covid mereda, seperti hampir tidak ada perubahan hidup manusia. Mereka kembali ke hidup mereka semula, tidak lagi memikirkan Tuhan. Seweaktu sakit, orang mulai berpikir tentang arti dan tujuan hidup, namun setelah selesai Covid, mereka bebas kembali ke jalah hidup yang lama, yang berdosa melawan Tuhan. Kita harus senantiasa memberitakan kebenaran dalam hidup kita, karena itulah satu-satunya jalan orang kembali kepada Tuhan.

Sangkakala ke Tujuh

Dalam sangkakala yang ketujuh kita boleh melihat adanya pengharapan yang besar bagi umat Tuhan, bagi orang yang sungguh-sungguh beriman percaya kepada Tuhan. Wahyu 11:15-17 menggambarkan malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam surga katanya pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita. Ayat-ayat ini juga muncul dalam Haleluyah Chorus, oleh Handel, The kingdom of this world Is become the kingdom of our Lord And of His Christ, and of His Christ. And He shall reign for ever and ever. Seperti meterai yang ketujuh yang dibuka membawa manusia dari dunia yang berdosa ini masuk ke dalam Tahta Allah di surga demikian juga sangkakala yang ketujuh membawa kita yang berdosa ini surga. Ketika materai ketujuh dibuka ada sunyi senyap selama setengah jam namun saat sangkakala ketujuh itu ditiupkan, diikuti dengan suara nyaring. Wah 11:15b Pemerintahan tas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Ini adalah penggenapan sempurna daripada Matius pasal 28 dimana ketika Tuhan Yesus sebelum dia naik ke surga dia berkata seluruh kuasa di sorga dan di Bumi telah diberikan kepadaku. Tuhan telah berkuasa, kebangkitan-Nya dari kematian menyatakan kemenangan-Nya, seluruh kuasa di sorga dan di Bumi telah diberikan kepada Kristus. Namun saudara sekalian, kuasa-Nya belum nyata sepenuhnya. Kristus memang sudah berkuasa, sudah menang atas maut, maut sudah dikalahkan, kuasa dosa sudah dipatahkan, sengatnya tidak ada lagi. Tetapi belum semua orang mengerti kuasa dan pemerintahan Kristus, seluruh dunia belum menerima itu, karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridku. Karena masih belum banyak orang masih belum percaya kepada Kristus, masih banyak orang-orang di luar sana yang belum menjadi murid Kristus. Masih banyak orang yang belum mengakui bahwa dia adalah Tuhan yang berkuasa dan memiliki otoritas atas langit dan bumi.

Di dalam bagian ini kita mengerti inilah yang akan terjadi ketika Kristus datang kedua kali: bahwa The Kingdom of the world has become The Kingdom Of Our lord and of His Christ, and He will reign forever and ever. Tidak ada lagi kuasa yang bisa menentang-Nya, tidak ada lagi kuasa yang bisa mengalahkan-Nya. Tetapi sebelum hari itu tiba, sebelum sangkakala yang ketujuh dibunyikan kita masih hidup di dalam masa ini, yang disebut sebagai already and not yet. The war is won, but the battle is not over, peperangan itu sudah di menangkan oleh Kristus. Hai maut di mana sangatmu, Hai maut di mana kemenanganmu. Maut ditantang, ditanya maut tidak bisa menjawab, karena maut sudah dikalahkan. Peperangan itu sudah dimenangkan oleh Kristus melalui kematiannya di atas kayu salib. Dia mengatakan sudah selesai it is finish tetelestai.

Namun battle is not over, pertempuran itu masih belum selesai. Karena itu Tuhan perintahkan Pergilah jadikan seluruh murid ku jadikan seluruh bangsa murid-Ku. Kita umat Tuhan, yang sudah menjadi murid-murid Kristus, kita pun masih harus terus berdoa Tuhan datanglah kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Kerajaan-Nya sudah datang, all authority has been given to Him, Kristus sudah berkuasa tetapi kita masih berdoa datanglah kerajaan-Mu dipermuliakan nama-Mu, karena kerajaan Tuhan Yesus Kristus yang sudah berkuasa berdaulat atas segala itu belum diakui, belum dinyatakan secara penuh di dalam dunia ini. Dalam jaman ini, masih banyak tantangan yang kita hadapi, salah satunya di Victoria seperti suppression acts, tetapi kita akan terus berdoa, akan terus setia kepada Tuhan dan hidup dalam kehendaknya. Kita adalah orang-orang yang rindu bahwa kerajaan Tuhan datang, kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga, nama Tuhan dipermuliakan secara sempurna di bumi seperti di surga. Dalam perjamuan kudus, setiap kali kita makan roti ini dan minum cawan ini kita memberitakan kematian Kristus sampai Dia datang kembali. kita terus diingatkan malalui perjamuan kudus kemenangan Kristus, kematian Kristus yang menyatakan kemenangannya; kita terus harus memberitakan.

Melalui perjamuan Kudus, kita mencicipi akan perjamuan besar yang akan kita terima dimana Kristus sendiri yang akan memimpin, mengundang kita masuk ke dalam perjamuan akan Anak Domba Allah. Kita akan bersama-sama diterima oleh Tuhan di dalam kesukacitaan yang sempurna karena tidak ada lagi dosa, tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi musuh-musuh Tuhan, karena semua musuh-musuh Tuhan itu akan dikalahkan. Wah 9:17 para tua-tua tersungkur dan menyembah Allah berkata “Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.” Pembinasa pada hari itu akan dibinasakan, tidak lagi dosa, tidak lagi orang yang melawan, tidak lagi kuasa-kuasa yang menentang Tuhan dan umat Tuhan akan bersukacita bersama-sama menerima anugerahm menerima akan akan segala ke segala yang sudah dijanjikan oleh Tuhan, menerima akan kehadiran Tuhan yang nyata di tengah-tengah mereka. Ini adalah gambaran yang terakhir seperti diungkapkan dalam Wah 11:19 “Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.” Ini menggambarkan kehadiran Allah yang sempurna. Seorang penafsir Wahyu mengatakan this is this is the symbol of superlatively real and intimate and perfect relationship between God and his people.

Tabut perjanjian di Bait Suci Allah itu menggambarkan kehadiran Allah, tetapi kehadiran Allah terus mengalami disrupsi, terus mengalami kekacauan, terus mengalami tantangan, terus mengalami kebingungan. Bahkan Tabul itu pernah direbut oleh musuh dan sebagainya, mengalami banyak-banyak disrupsi daripada kehadiran Allah di tengah-tengah umatnya. Tuhan berjanji I will be your God and you will be My people tetapi terus mengalami tantangan kesulitan di dalam kehidupan umat Tuhan, di dalam bangsa Israel, termasuk juga dalam hidup kita hari ini. Tetapi ketika Kristus datang kedua kali, ketika terompet yang ke-tujuh itu dibunyikan maka kehadiran Tuhan itu yang secara sempurna itu datang hadir. Ini menguatkan kita menghibur kita, mengingatkan kita akan janji Tuhan bahwa Aku akan menjadi Allahmu dan kau akan menjadi umat-Ku, dan hal itu akan terjadi secara sempurna, tidak ada lagi gangguan, kita sepenuhnya sadar Tuhan hadir ditengah-tengah kita, sepenuhnya sadar Dia menjadi Tuhan dan Allah kita yang kita sembah dan muliakan. Tidak lagi dosa, tidak ada lagi idolatry, karena Dia adalah Tuhan satu-satunya yang dipermuliakan, ditinggikan dan kita semua menerima kesukaan yang besar di hadapan Tuhan.

Sukacita yang berlimpah-limpah dan kita akan berada di tangan kanan-Nya menikmati di dalam tangan kanan Tuhan nikmat selamanya secara sempurna sudah sekalian Tetapi sebelum tiba hari itu, kita masih ada hari ini kita masih hidup di dalam zaman ini, zaman yang terakhir yang mengingatkan kita dengan visi, dengan kebenaran yang Tuhan nyatakan dalam kitab Wahyu tentang janji yang Tuhan akan kerjakan. Tuhan akan menghancurkan seluruh dosa, to destroy the Destroyer, ini memberi penghiburan, kekuatan, mendorong kita untuk menjadi anak-anak Tuhan yang terus setia. Sekali lagi terus setia di dalam melakukan kehendak Tuhan, terus hidup di dalam rencana-Nya karena umat Tuhan inilah yang diperkenan oleh Tuhan dan yang akan menerima sukacita yang berlimpah-limpah di hadapan Tuhan. Tetapi orang-orang yang menentang dan melawan Dia akan mengalami kehancuran dan kerusakan yang mengerikan yang digambarkan di dalam Kitab Wahyu. Marilah kita menyadari bahwa Kristus telah mati bagi kita, dan telah bangkit bagi kita sehingga hidup kita boleh dipakai dipersembahkan bagi Tuhan yang akan datang kembali. Dia telah bangkit, telah mengalahkan maut, telah mengalahkan dosa, Dia akan datang kembali menyempurnakan semua hal yang dia telah capai didalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam roti dan cawan, kita mengingat kematian Kristus, membawa kita menuju kepada tubuh dan darah Kristus. Disitulah waktu titik kemenangan daripada Kristus yang sudah dinyatakan di dalam sejarah dan hidup kita hari ini. Kita terus mengingat itu karena Dia terus menyertai, memimpin kita dan Dia berjanji Aku akan datang kembali menyelesaikan pekerjaan, menyempurnakan semua hal yang sudah dimulai didalam Salib dan kebangkitan Kristus. Marilah kita dengan iman bersyukur kepada Tuhan dan memohon kekuatan Tuhan untuk kita boleh terus setia di dalam melakukan kehendak Tuhan karena kita adalah umat Tuhan yang telah ditebus oleh darah yang telah dicurahkan di atas kayu salib.