The Unwanted One

The Unwanted One

March 12, 2023

Series: Old Testament

Book: Genesis

Bible Passage: Gen 29:30-35

Nama anak-anak Lea menunjukkan apa yang ada di dalam hatinya, pergumulannya karena Lea yang menjadi korban disini. Lea dikatakan redup matanya, kontras dengan Rahel yang dikatakan cantik parasnya karena itu Laban tahu tidak ada laki-laki yang mau menikahi Lea. Kalau Lea belum menikah maka Rahel tidak bisa menikah karena memang budaya waktu itu harus tunggu kakaknya menikah lebih dulu. Laban melihat kehadiran Yakub sebagai kesempatan yang baik, dia tidak mengatakan aku akan memberikan Rahel setelah kamu kerja 7 tahun sehingga dia memberikan Lea terlebih dulu dan kita tahu betapa kecewanya Yakub waktu dia tahu istrinya adalah Lea bukan Rahel. Lea adalah putri yang tidak diingini ayahnya dan sekarang menjadi istri yang tidak diingini suaminya. Ini bukan hanya menyedihkan, kasihan kepada Lea karena mulainya saja sudah ditipu. Dia ada di posisi tidak aman, bisa saja dia diceraikan Yakub sehingga tidak bisa memiliki warisan apalagi karena Tuhan sudah berjanji melalui keturunan Yakub lah akan datang Mesias. Lea mengandung, melahirkan anak laki-laki dan mulai merasa secure, merasa menang akan adiknya Rahel karena Rahel tidak punya anak. Nama anak-anak yang diberikan Lea kepada putranya menunjukkan sesuatu yang belum beres dalam hati Lea meskipun dia adalah korban yang sesungguhnya namun dia sendiri memiliki berhala di dalam hatinya.

Kita bisa melihat ini pada ketiga anaknya yang pertama. Anak pertama namanya Ruben sebab katanya sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku, sekarang tentulah aku akan dicintai suamiku (ayat 32). Meskipun dia memakai nama Tuhan disitu  tetapi penekanan dari kalimat ini kita tahu ada di kalimat kedua, sekarang tentulah aku akan dicintai suamiku. Inilah kerinduan Lea yang paling dalam. Tuhan memberikan anak, tetapi yang paling dia rindukan adalah supaya suaminya, Yakub boleh mencintai dia. Cinta dari Yakub adalah yang paling penting dalam hidup Lea pada waktu itu. Bagi Lea, Tuhan adalah sarana untuk mendapatkan apa yang menjadi kerinduannya yang paling dalam yaitu cinta dari suaminya. Ini adalah sifat berhala, kita menyebut nama Tuhan, bersyukur kepada Tuhan jika mendapat yang baik dalam hidup kita tetapi jika hati kita tidak beres dan bukan menginginkan kehendak Tuhan, diriNya yang terutama tetapi kita menginginkan yang lain daripada Tuhan, bahkan jika kita menginginkan sesuatu yang sama pentingnya dengan Tuhan, apapun itu, istri, uang, kedudukan, kehormatan. Meskipun kita memakai nama Tuhan tetapi jika hati kita menginginkan hal yang lain daripada Tuhan maka Tuhan hanya menjadi sarana, alat untuk kita mendapatkan apa yang kita inginkan itu. Itulah juga kesalahan kita dalam doa kita, Tuhan ingin kita datang kepada Tuhan dalam kebutuhan kita menyatakan keinginan, kerinduan hati kita kepada Tuhan tetapi kalau hati kita bergeser yang kita inginkan itu yang lebih penting dari Tuhan maka Tuhan adalah alat saja, Tuhan adalah sarana untuk kita mendapatkan apa yang kita inginkan, inilah sifat berhala. Tuhan menginginkan kita datang kepada Tuhan melalui segala pergumulan, kesulitan, tantangan kita biarlah itu menjadi alat yang Tuhan pakai untuk kita datang kepada Tuhan. Bagi Lea tidak salah, bahkan benar untuk dia ingin dikasihi suaminya, tidak salah untuk kita berdoa untuk segala kebutuhan, pergumulan kita tetapi kalau yang baik itu menjadi lebih penting daripada Tuhan, inilah mulai dia menjadi berhala dalam hidup kita.

Hal ini juga nyata di dalam anaknya yang kedua dan ketiga, bagi Lea sesungguhnya yang dia inginkan adalah suaminya untuk melihat dia, memperhatikan dan mengasihi dia. Itu lebih nyata lagi waktu anaknya ketiga, dia berkata kali ini suamiku akan lebih erat kepadaku karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya (ayat 34). Setiap kelahiran anaknya menenggelamkan Lea ke dalam lautan kekecewaan yang semakin dalam. Melihat Yakub tetap lebih mencintai Rahel meskipun dia sudah melahirkan 3 anak dan Rahel belum, tetap dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Kesusahan dan kekosongan jiwa Lea dipakai Tuhan. Setiap orang yang mempunyai berhala tidak pernah dipuaskan oleh berhala itu, hatinya tidak pernah puas secara penuh, ada kekosongan, kekurangan, ketidakpuasan dalam jiwanya tetapi itu bisa dipakai Tuhan untuk menyatakan ada sesuatu yang tidak beres dalam hati dan jiwa kita. Tetapi kalau hidup kita lancar, kita memiliki berhala yang bisa memuaskan jiwa kita, kita tidak sadar betapa kita sudah sangat bergantung pada uang atau berhala-berhala itu daripada Tuhan sampai kegoncangan terjadi dan itu kadang-kadang anugerah Tuhan mengingatkan kita untuk bergantung pada Tuhan di atas segala-galanya. Apa yang membuat engkau kecewa besar, kuatir yang berlebihan itu seringkali menjadi tanda ada berhala di dalam hati dan jiwa kita. Kalau itu diambil dalam hidupmu, engkau tidak bisa terima, itulah berhala dalam hidup kita. Tuhan ingin hanya ada Dia di hati kita, itu adalah keadaan paling indah, paling kokoh kalau Tuhan sungguh-sungguh menjadi Tuhan dalam hidup kita.

Ada satu break through waktu Lea mendapatkan anak keempat (ayat 35). Sekali ini aku akan memuji Tuhan, berhenti disitu, tidak ada embel-embel suaminya atau anaknya. Pengharapan terbesarnya mulai bergeser, bukan lagi cinta dari suaminya, bukan lagi anaknya menjadi sarana dia mendapatkan cinta suaminya, pengharapan terbesarnya hanya kepada Tuhan, memuji, memuliakan Tuhan. Mungkin Lea juga memiliki intuisi ada sesuatu yang khusus tentang anaknya yang keempat ini. Anak keempat ini disebut Yehuda. Dalam Kejadian 49 kita mengetahui melalui Yakub dikatakan melalui Yehuda akan datang Mesias, singa dari Yehuda dan inilah yang Tuhan nyatakan anugerah kepada putri yang tidak diingini ayahnya dan istri yang tidak diingini suaminya, sekarang Tuhan sang Juruselamat datang melalui bukan Rahel yang cantik dan dikasihi Yakub tetapi melalui Lea yang tidak diingini suami dan ayahnya. Ketika Kristus datang ke dalam dunia, Dia sungguh adalah keturunan Lea, Dia menjadi seorang yang tidak diingini siapapun dan akhirnya di atas kayu salib Tuhan Yesus berseru bahkan Bapa pun meninggalkan Dia. Kenapa Dia melakukan itu semua? Karena engkau dan saya, karena Dia mengasihi engkau dan saya. Biarlah kita digerakkan oleh kasih Tuhan dalam hidup kita sehingga kita boleh datang kepadaNya dan meninggalkan berhala-berhala kita dan belajar kalau masih ada berhala apapun, Tuhan tidak ingin itu ada di dalam hati kita, Dia ingin hapus, koreksi, memurnikan hati kita sehingga hanya Tuhan yang ada disitu. Ketika Dia hadir disitu maka jiwa kita boleh dipuaskan, kita boleh aman, boleh teduh karena Dia bukan hanya Tuhan yang sudah menyertai dan memimpin kita sampai Dia mati di kayu salib, tetapi Dia bangkit dari kematian dan duduk di sebelah kanan Allah dan Dia menunggu umatNya datang kembali kepada Dia sampai selama-lamanya boleh di hadapan Tuhan.