Penghakiman Dalam Alkitab (37)

Penghakiman Dalam Alkitab (37)

July 10, 2022

Series: New Testament

Pada hari kiamat Kristus adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal yang dikirim untuk menjadi Hakim tertinggi dan terakhir untuk mengakhiri sejarah dengan penghakiman total kepada dunia. Saat itu tidak ada orang yang dapat melarikan diri dari penghakiman Tuhan. Sebelum Kristus menjadi Hakim terbesar, Kristus pernah inkarnasi dan dihakimi dengan tidak adil, dari politik, masyarakat, agama, dan orang banyak yang tidak mengerti kesucian dan keadilan Tuhan oleh Pilatus, Kayafas, Herodes, dan orang banyak yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan rencana pekabaran Injil ke seluruh dunia, Para Rasul mengambil alih untuk memberitakan Injil sebagai orang biasa, tetapi dipakai dengan luar biasa. Para rasul yang tidak mempunyai kuasa politik, tidak mempunyai latar belakang ekonomi, tidak ada backing dari masyarakat, dan tidak mempunyai otoritas dari dunia tetapi Tuhan menyatakan penyertaan-Nya kepada mereka. Mereka menjadi orang yang berkuasa luar biasa dan melaksanakan penghakiman di dalam gereja yang baru terbentuk. Ketika Sepuluh Hukum pertama kali diberikan, Tuhan memerintahkan untuk membunuh saudara mereka sendiri padahal dalam Sepuluh Hukum tertulis jangan membunuh. Dan hari itu suku Lewi membunuh tiga ribu orang Israel karena disuruh Tuhan. Didalam Perjanjian Lama ketika Sepuluh Hukum diberikan, tiga ribu orang mati. Di dalam Perjanjian Baru ketika Roh Kudus diturunkan ke dunia, yang diselamatkan juga tiga ribu orang. Hal ini menjadi relativisasi dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Lama menyatakan keadilan, kesucian, dan kemarahan Tuhan. Di dalam Perjanjian Baru menyatakan kasih, anugerah, pengampunan, dan keselamatan Tuhan yang turun melalui Roh Kudus. Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus memberi kekuatan kepada semua Rasul untuk memberitakan Injil. Di dalam Kisah Para Rasul pasal empat bagian terakhir, kasih Tuhan mendorong semua orang Kristen mula-mula sehingga gereja tidak dapat melihat ada orang miskin yang ditelantarkan. Tidak ada yang monopoli, memiliki semua untuk dinikmati sendiri, karena mereka mempunyai kasih. Di mana ada kasih di sana ada perhatian, pemberian, dan pengorbanan. Kitab Amsal menulis, nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar. Jika engkau banyak uang tetapi namamu busuk di masyarakat, engkau akan dihina orang. Tetapi jika namamu baik, akan dihormati, membuat engkau merasa bahwa hidupmu berarti karena menjadi berkat bagi orang lain. Engkau harus memuliakan Tuhan melalui namamu. Inilah cara orang Kristen mempengaruhi dunia, Tuhan dimuliakan dan masyarakat diberkati, dengan sendirinya orang Kristen akan berbuah. Banyak orang yang tidak mau percaya Tuhan karena banyak orang Kristen yang lebih buruk moralnya dari mereka. Maka mereka berkata, buat apa menjadi orang Kristen jika seperti itu? Ini mempermalukan. Jadi siapa yang menghambat penginjilan? Orang yang berbuat tidak baik, itulah penghambat penginjilan terbesar. Siapa yang akan dipakai Tuhan? Yang perbuatannya berjiwa besar, yang penuh kasih dan mereka akan mendatangkan kemuliaan kepada Tuhan di Surga.

Ananias berpikir saya juga ingin dipuji. Maka ia menjual tanahnya dan uangnya diserahkan kepada Petrus, supaya semua orang tahu. Lalu ia berunding dengan istrinya, uang penjualan tanah mereka akan disimpan sebagian, jangan semuanya untuk gereja. Mereka sepakat menipu Tuhan. Ananias yang datang lebih dahulu menghadap Petrus untuk menyerahkan uangnya. Ketika Ananias tiba di hadapan Petrus, Petrus langsung bertanya, “Hanya inikah uangmu?” Dan Ananinas berbohong mengatakan hanya ini. Ia tidak sangka Petrus akan menjawab, “Ananias, mengapa engkau mendustai Roh Kudus? Engkau bukan mendustai manusia, engkau mendustai Allah.” Ketika Petrus mengatakan kalimat yang keras ini, Ananias langsung jatuh rabah dan mati. Inilah hukuman yang spontan, yang tidak main-main, karena Tuhan mengetahui isi hati manusia. Tuhan tidak dapat ditipu. Ananias ingin dipuji, ingin nama baik. Bolehkah jika ia tidak menjual tanahnya? Boleh. Karena itu milik dia. Milik pribadi adalah hak yang dijunjung tinggi dan dijamin di dalam Alkitab. Alkitab menegakkan hukum bahwa manusia mempunyai hak memiliki, apapun yang dimiliki sendiri tidak boleh diganggu. Di dalam sejarah tidak ada hukum yang lebih sempurna dari Sepuluh hukum Allah di dalam Taurat Musa. Sepuluh Hukum terdiri dari dua lapisan. Pertama menghormati Tuhan. Kedua, menghormati manusia. Hukum pertama, kedua, ketiga, dan keempat mengenai Tuhan. Hukum kelima sampai kesepuluh, enam hukum mengenai sesama manusia. Pertama, Allah adalah Allah yang Esa. Monoteisme menjadi perintah pertama. Di antara enam hukum untuk manusia, terdapat hukum kelima yang berbunyi hormatilah ibu bapakmu. Hukum ke Sepuluh berbunyi jangan menginginkan milik orang lain. Setiap orang mempunyai hak memiliki sesuatu yang tidak boleh diambil atau diinginkan, tidak boleh dicuri. Tiga ribu lima ratus tahun yang lalu Musa telah mengajar bagaimana hak asasi manusia dan kepemilikannya jangan diganggu. Firman Tuhan yang tertinggi, mencakup semua kebenaran terpenting. Demokrasi dan hak asasi manusia bukan dimulai dari dunia, tetapi dimulai dari Alkitab, dari Sepuluh Hukum Allah. Alkitab memberi jaminan, kebenaran, dan kepercayaan dimana Tuhan memelihara kita. Ribuan tahun tidak berubah. Maka ketika Ananias menipu Tuhan, langsung Petrus berkata, engkau bukan mendustai manusia, engkau sedang menipu Roh Kudus. Ketika Petrus mengucapkan kalimat tersebut, Ananias langsung mati. Lalu Safira datang dan tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya. Petrus menanyakan pertanyaan yang sama dan Safira menjawab, semua sudah diserahkan. Petrus langsung berkata, engkau bukan mendustai manusia, engkau mendustai Tuhan, engkau menipu Roh Tuhan. Kalimat engkau bukan menipu manusia, engkau menipu Roh Tuhan, membuktikan Roh Kudus adalah Tuhan, oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Doktrinnya sangat jelas sekali. Dan Safira juga mati. Suami istri sehati menipu Tuhan. Maka Petrus berkata, mengapa engkau menipu Roh Kudus, mengapa engkau menipu Roh Tuhan? Dan Ananias serta Safira mati. Apakah ini kebetulan? Tidak kebetulan. Tetapi ini adalah penghakiman, hukuman dari Tuhan, maka tidak ada yang kebetulan. Ini adalah penghakiman yang ditulis di dalam Alkitab terhadap orang Kristen yang tidak jujur. Dalam Perjanjian Lama, penghakiman spontan terjadi pada zamannya Harun, dimana kedua anaknya yang baru dilantik menjadi Imam, langsung mati karena api dari Surga membunuh mereka. Karena Tuhan menghakimi mereka, dan Tuhan marah kepada mereka. Di dalam Perjanjian Lama Tuhan menghakimi manusia, di dalam Perjanjian Baru Tuhan juga menghakimi manusia. Apakah persembahan kita kepada Tuhan adalah persembahan yang jujur? Apa yang milik Tuhan adalah milik Tuhan, jangan engkau curi. Perpuluhan adalah milik Tuhan, jangan engkau ambil. Engkau kira engkau pintar, dapat mengelabui Tuhan. Tuhan akan menghakimi engkau seperti Ananias dan Safira. Ketika Tuhan menghakimi Ananias dan Safira semua orang menjadi gemetar, karena Tuhan menyatakan kuasa keadilan, kesucian, dan kemarahan-Nya. Dalam Mazmur 90 ada dua kalimat yang berkata, Siapa yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada-Mu? Yang takut kepada-Mu karena Engkau menyatakan keadilan-Mu. Siapa yang takut kepada Tuhan yang penuh keadilan, yang seharusnya manusia gemetar di hadapan-Nya? Saya percaya ketika Musa menulis kedua kalimat ini karena Musa tahu bahwa kemarahan Tuhan tidak boleh dicegah dan tidak dapat ditunda oleh manusia. Pada masa Perjanjian Lama lebih mengutamakan kemarahan Tuhan. Pada masa Perjanjian Baru lebih mengutamakan kemurahan Tuhan. Tetapi dalam Perjanjian Baru setelah Roh Kudus turun beberapa pasal kemudian Roh Kudus menghakimi Ananias dan Safira. Hal ini berarti Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama. Tuhan tidak berubah, Tuhan yang suci di dalam Perjanjian Lama juga Tuhan yang suci di dalam Perjanjian Baru. Tuhan yang adil pada zaman Musa juga Tuhan yang adil pada zaman Petrus. Tidak ada perbedaan. Tuhan adalah Tuhan yang penuh kemarahan, keadilan, dan kesucian. Tidak ada orang yang dapat melarikan diri dari hukuman Tuhan. Maka mari dengan gentar kita berkata, “Tuhan, ajar kami untuk merasakan kebesaran, kesucian, dan keadilan-Mu dengan penuh perasaan takut”. 

Sejak awal gereja telah memiliki bendahara yang tidak beres. Bendahara pertama di dalam Perjanjian Baru bendahara yang tidak jujur yaitu Yudas. Mengapa Yudas dipilih? Apakah Yesus sengaja memilih yang salah dan lalai? Apakah Yesus tahu bahwa Yudas akan mencuri? Yesus tahu. Tetapi mengapa tetap dipilih? Yesus sengaja pilih yang tidak beres menjadi murid-Nya, sama seperti di dalam gereja juga ada orang yang diijinkan Tuhan tetapi mereka bukan anak Tuhan yang sungguh-sungguh. Paulus juga demikian. Sebelum menjadi orang Kristen Paulus menganiaya dan membunuh orang Kristen. Sampai Tuhan memanggil Paulus dengan cara ada cahaya yang sangat terang menyinari Paulus, sehingga matanya menjadi buta. Ketika cahaya tersebut menyinari Paulus, Paulus bertanya, “Siapakah Engkau ya Tuhan?” Paulus tahu bahwa itu Tuhan, tetapi ia tidak kenal siapa Tuhan. Seperti sekarang banyak orang yang mendengarkan khotbah tetapi tidak mengerti Firman Tuhan. Banyak orang yang mengira sudah kenal Tuhan tetapi tidak tahu siapa Tuhan Yesus. Paulus pernah indekos di luar, baru Tuhan memanggilnya. Tuhan juga membiarkan Yudas indekos di dalam Kristen, tetapi sampai akhir tidak bertobat, tidak pernah mengenal siapa Tuhan Yesus. Karena tiga puluh keping perak Yudas menjual Tuhan Yesus. Kalimat terakhir Tuhan Yesus kepada Yudas adalah, “Apakah dengan ciuman engkau menjual Anak manusia?” Yudas tidak menjawab dan juga tidak bertobat. Mengapa Yudas dipilih oleh Tuhan Yesus menjadi murid-Nya? Mengapa Tuhan mengijinkan? Pertama, untuk memberitahu seluruh dunia, bahwa tidak ada orang yang boleh mencela Tuhan. Yang berpikir karena Tuhan tidak pernah memberi kesempatan maka saya tidak beriman kepada Tuhan. Yudas mendapat kesempatan tetapi mengkhianati Tuhan Yesus. Yudas memiliki kesempatan selama tiga setengah tahun mendampingi Tuhan Yesus. Yudas memiliki kesempatan lebih besar dari kita semua. Tetapi ia tetap mengkhianati Tuhan Yesus. Banyak orang yang walaupun telah diberi kesempatan tidak menjadi orang Kristen. Buktinya adalah Yudas. Kedua, Tuhan Yesus memilih Yudas supaya pendeta yang dikhianati oleh anggotanya dapat terhibur. Tuhan Yesus pernah dijual oleh murid-Nya sendiri. Jika anggota mereka ada yang mengkhianati, jangan terlalu susah, tetap berharap kepada Tuhan, hidup setia kepada Firman Tuhan. Tuhan telah memilih Yudas, dan Tuhan tidak pernah membongkar rahasia Yudas. Karena Tuhan tidak mudah marah dan membongkar dosa manusia, sampai manusia itu sadar sendiri. Tetapi jika sampai saat terakhir tetap tidak mau sadar, Tuhan akan membiarkan ia. Tuhan Yesus berkata, “Yudas, kerjakanlah apa yang telah engkau rencanakan.” Kalimat ini membuktikan bahwa Yudas menjual Yesus bukan karena rencana Tuhan tetapi rencana Yudas sendiri. Lalu apakah Yudas bertobat setelah Tuhan Yesus berkata demikian? Tetap tidak. Yudas tetap menjual Tuhan Yesus. Maka manusia berdosa bukan karena tidak tahu, tetapi walaupun sudah tahu masih tetap memilih berbuat dosa. Maka mereka akan dibiarkan oleh Tuhan. Setelah Tuhan Yesus disalib, hati nurani Yudas baru tidak tahan. Yudas ingin mengembalikan tiga puluh keping perak uang menjual Yesus kepada imam-imam kepala. Tetapi sudah terlambat, imam-iman kepala dan tua-tua bekata, “Barang yang sudah dijual tidak boleh dikembalikan. Engkau sudah menjual Yesus, uangnya tidak boleh dikembalikan.” Dan uang itu dilempar Yudas di Bait Allah. Tidak pernah ada orang yang memberi persembahan dengan melempar uang di Bait Allah, hanya Yudas yang melakukannya. Lalu dengan uang itu dibeli sebidang tanah untuk menguburkan Yudas, karena ia mati gantung diri. Semua murid Tuhan Yesus matinya mati syahid, mereka dikubur oleh orang Kristen yang mencintai hamba Tuhan, kecuali Yudas. Uang yang tidak beres untuk menguburkan orang yang tidak beres, dan tanah yang dibeli dengan uang itu dinamakan tanah darah, karena telah mengalirkan darah Yesus yang tidak bersalah. Tuhan tidak boleh dipermainkan oleh manusia. Gereja Kristen sejak permulaan bendaharanya tidak beres, dan ini disengaja oleh Tuhan untuk memberi pengajaran kepada dunia. Siapa yang menjadi bendahara gereja jangan main-main, jangan mencuri uang Tuhan. Ketika Yudas mati, yang ikut Yudas masuk ke dalam kuburan dan neraka adalah keburukan karakternya yang tidak setia kepada Tuhan. Ananias dan Safira mati karena ketidak-setiaan dan ketamakan mereka. Mereka mengambil uang yang seharusnya dikembalikan kepada Tuhan. Akhirnya mereka dibuang oleh Tuhan. GRII Pusat didirikan pada tahun 1989, kebaktian pertama di Granada. Saya menangis ketika khotbah tentang Tuhan Yesus yang bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mencintai Aku? Dan Petrus menjawab, “Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mencintai Engkau.” Petrus bersusah hati karena Tuhan Yesus tiga kali menanyakan hal tersebut. Mengapa Tuhan Yesus tiga kali menanyakan hal tersebut kepada Petrus? Karena Petrus tiga kali menyangkal Tuhan Yesus. Saya menangis saat itu karena baru ketahuan bahwa bendahara gereja ini, bendahara pertama di gereja ini tidak jujur dan mengambil uang gereja. Ingatlah akan Ananias dan Safira yang dibuang oleh Tuhan karena tidak jujur di dalam keuangan.