Pada hari ini kita akan membahas salah satu ciri gereja yang sehat yaitu disiplin gereja. Salah satu pengakuan iman Reformed yang kita pegang, Belgic Confession, berkata tanda-tanda gereja yang sejati adalah pemberitaan Injil yang murni, pelaksanaan sakramen yang benar dan pelaksanaan disiplin gereja dalam hukum dosa. John Calvin juga membahas ini dalam bukunya yang mengatakan bahwa tidak ada keluarga dapat berjalan dengan baik tanpa disiplin, apalagi gereja. Apa jadinya jika setiap orang dalam keluarga, masyarakat, gereja boleh melakukan apa saja yang diinginkannya? Tentu jadinya chaos. Apa itu disiplin gereja? Kita selalu berpikir secara negatif jika ada dosa yang besar, kasus yang besar maka gereja harus melakukan disiplin kepada orang-orang yang melakukan dosa ini. Dalam Ibrani 12:5-6, sebenarnya menggunakan kata yang sama yaitu didikan atau disiplin, tetapi LAI menerjemahkannya berbeda meskipun ESV & NIV menggunakan kata disiplin. Dalam kitab Amsal banyak menggunakan kata disiplin yang merupakan ekspresi dari kasih. Ibrani 12:8 menegaskan jika orang tua mengasihi anaknya, mereka harus mendisiplin mereka, termasuk adanya hukuman, kalau tidak engkau termasuk anak-anak gampang, bukan anak sejati. Kalau itu anak sejati, salah satu ekspresi kasih adalah kita harus mendisiplin anak-anak kita.
Motivasi dan tujuan mengapa kita melakukan disiplin gereja yang pertama adalah karena kita mengasihi saudara kita itu. Ayat 11, memang waktu kena disiplin itu tidak enak tetapi Alkitab menegaskan bahwa itu perlu. Semua tujuan dari disiplin gereja untuk kebaikan orang itu sehingga dia boleh mengenal Tuhan, kembali ke jalan yang benar, boleh berbagian dalam kekudusan Tuhan.
Kedua, untuk kebaikan orang lain supaya orang lain melihat bahayanya hidup dalam dosa dan betapa seriusnya dosa itu. Dalam 1Tim 5:19-20, karena kita sebagai gereja adalah satu tubuh dan ketika ada satu anggota tubuh yang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya kita perlu mengasihi, memperhatikan, merawat, menegur sehingga dia boleh hidup kembali secara harmonis dengan Kristus sebagai kepala tubuh. Panggilan kita sebagai satu tubuh Kristus adalah penjaga saudara-saudara kita.
Ketiga, disiplin gereja juga baik untuk gereja secara keseluruhan. Dalam 1Kor 5:1-8, Paulus menegur seluruh gereja Korintus karena seluruh jemaatnya, mereka merasa ok dengan keadaan jemaat seperti itu. Menurut Paulus orang itu harus diserahkan kepada iblis dalam nama Tuhan Yesus, ini menuju excommunication yang bertujuan untuk kebaikan seluruh jemaat. Dengan melakukan itu Paulus mengharapkan dia tetap bisa diselamatkan dan tidak menghancurkan seluruh jemaat Tuhan.
Keempat, disiplin gereja harus dilakukan untuk menyatakan kemuliaan Allah ketika jemaat, gereja merefleksikan kekudusanNya. Konteks dari disiplin yang dilakukan disini adalah supaya kita meninggalkan dosa dan bertumbuh ke arah Kristus (ay 1-2). Seluruh gereja bertumbuh semakin sesuai dengan kehendak Tuhan dan memancarkan kekudusanNya. Inilah yang Tuhan inginkan supaya setiap jemaat Tuhan berbagian di dalam kekudusan Tuhan dan itu memperkenan Tuhan, itu memuliakan nama Tuhan ketika kita dibentuk, didisiplin supaya menjadi serupa dengan Kristus memancarkan kekudusanNya.
Inilah yang Tuhan inginkan bagi kita waktu kita melakukan disiplin gereja, supaya hidup kita sungguh-sungguh di mata Tuhan, apa yang kita lakukan, pikirkan, kerjakan, banyak yang tidak tahu, tetapi waktu engkau melakukan hal yang benar untuk Tuhan maka Tuhan akan dimuliakan. Tetapi sebaliknya waktu melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, Tuhan tahu dan kalau Tuhan masih memberi anugerah gereja mengetahui itu dan pemimpin gereja mengetahui itu, mendisiplin saudara, menegur, membawa engkau kembali ke jalan yang benar, itu adalah anugerah Tuhan, itu adalah belas kasihan Tuhan, itu adalah kasih Tuhan kepada kita. Biarlah kita menjadi gereja yang melaksanakan itu dengan prinsip yang benar. Disiplin gereja menolong kita membentuk hati di tengah-tengah segala keterbatasan, kesalahan kita supaya kita memiliki hati yang sungguh mengasihi Tuhan.