Kekuatiran adalah sebuah perasaan cemas akan sesuatu yang tidak tentu hasilnya. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui lebih dulu, pertama kita adalah makhluk yang rentan kuatir, kita kuatir nilai kita tidak cukup tinggi, kita kuatir kita akan di PHK oleh perusahaan kita bekerja, kita kuatir tidak akan pernah menikah, kita mungkin kuatir akan suku bunga terus naik. Kehidupan akan terus memberikan hal-hal untuk kita kuatirkan. Kedua, kekuatiran kita seringkali tidak rasional, seluruh kekuatiran kita bisa disarikan ke dalam 2 pertanyaan, bagaimana jika dan tapi, bagaimana kalau? Karena kekuatiran itu tidak masuk akal, seorang yang kuatir akan menolak jawaban apapun yang masuk akal. Orang yang terus mendengungkan pertanyaan bagaimana jika akan menolak diajak bernalar. Ketiga kita seringkali mencari jawaban yang salah dari kekuatiran kita. Kekuatiran tidak pernah tentang seberapa mungkin hal itu akan terjadi, tetapi kemungkinan-kemungkinan selalu satu langkah di depan dari apa yang bisa kita siapkan. Ketika kita melihat Alkitab, Dia memberikan kepada kita banyak kelegaan besar akan hati yang kuatir, Alkitab selalu mengasumsikan kita akan menjadi cemas. Kalimat saya takut itu diulang berkali-kali dalam kitab Mazmur saja (Maz 56, Maz 34). Akan tetapi jangan takut diulang lebih banyak lagi dalam Alkitab. Allah mendatangi kita dalam kekuatiran kita dan Dia meyakinkan kita akan kasihNya kepada kita (Yes 41). Allah tahu bahwa kekuatiran kita itu bukanlah masalah otak tetapi masalah hati jadi Allah berespon dengan berbicara langsung ke hati kita. Ketika berbicara tentang kekuatiran dan ketakutan kita, bahasa yang Allah gunakan selalu lembut, Ia berbicara seperti seorang ayah kepada anaknya. Dia mengundang kita untuk bersandar kepadaNya. Allah juga tahu bahwa kekuatiran kita bukan masalah kemungkinan, ketakutan kita tidak akan pergi begitu saja hanya karena itu kecil kemungkinannya terjadi, yang kita butuhkan adalah kepastian di tengah-tengah ketidakpastian maka Allah merespon dengan pernyataan yang teguh pasti jadi yang kita butuhkan adalah supaya Allah mengaplikasikan FirmanNya yang teguh itu ke dalam hati kita yang penuh kekuatiran. Khotbah hari ini dibagi 3 bagian kebenaran untuk hati kita yang cemas.
Pertama, kita tidak mengetahui seberapa jauh Allah Bapa kita mengasihi kita (ayat 26). Alkitab menegaskan nilai diri kita ditentukan oleh pencipta kita dan penyelamat kita dan nilai diri kita diteguhkan oleh kasihNya kepada kita. Dalam Yesaya 43:1-5 dikatakan karena engkau berharga di mataKu dan karena Aku mengasihi engkau. Allah mengasihi kita bukan karena kita berharga tetapi kita berharga karena Dia mengasihi kita. Jika saudara menghadapi pergumulan dalam hidup dan saudara kuatir akan keadaanmu, jangan pernah berpikir Allah tidak tahu atau Allah tidak peduli. Allah adalah Bapa kita, Dia menjadikan kita anak-anakNya. Tidak hanya Allah peduli dengan kita, Dia sudah tahu apa yang kita butuhkan (ayat 31-32). Jika Dia yang mengendalikan segala sesuatunya peduli kepadamu, Dia peduli kebutuhanmu, Dia tahu setiap kelemahanmu dan batas kemampuanmu, dan Dia telah berjanji untuk memelihara engkau, apakah engkau masih mempunyai alasan untuk kuatir? Apakah engkau takut Allah tidak cukup mengasihimu? Paulus berkata dalam Roma 8:32, jika Allah Bapa telah memberikan kepada kita AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, jangan pernah engkau ragu dan kuatir ketika Dia tidak memberikan apa yang engkau inginkan dalam hidup, karena Allahmu tidak mungkin mengasihimu dengan salah. Jika Dia sungguh-sungguh mengasihi kita maka Dia tidak akan memberikan segala hal yang kita inginkan tetapi Dia akan memberikan semua yang kita butuhkan.
Kedua kekuatiran kita tidak mencapai apapun (ayat 27). Ketika kita kuatir akan sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan, kita tidak dapat mencapai apapun dengan mengkuatirkan hal-hal tersebut. Kita bisa membuat rencana, menyiapkan diri kita, memikirkan solusi tertentu untuk masalah kita tetapi kita bisa melakukan semuanya ini tanpa meragukan kasih Allah yang berdaulat dan juga tanpa mengkuatirkan masa depan kita. Yesus melontarkan pertanyaan dalam ayat 25, Yesus berkata pada murid-muridNya yang kuatir akan pakaian dan makanan, mengapa engkau tidak mengkuatirkan hidupmu bisa tiba-tiba berakhir? Kita kuatir kita tidak punya cukup uang untuk hari esok tetapi kita tidak pernah kuatir apakah kita akan bisa hidup cukup panjang untuk kita bisa mengkuatirkan hari esok. Hidup kita bisa ada sesungguhnya karena Allah menopangnya. Jika kita tidak mengkuatirkan hidup kita dan sekarang kita masih hidup dan segar bugar, bukankah itu bukti kekuatiran kita tidak mencapai apa-apa? Jadi mengapa kita masih kuatir? Realitanya kita tidak sedang berusaha mencapai apapun dengan kita menjadi kuatir, tetapi ini adalah respon emosi, ini adalah perasaan takut. Bagaimana kita seharusnya memikirkan masalah di masa depan yang kita tahu kita tidak bisa menanganinya? Yesus berkata bukan bagian kita untuk mengkuatirkan hari esok (ayat 24). Anugerah Tuhan itu selalu cukup untuk setiap hari, anugerah untuk hari esok akan cukup juga untuk permasalahan hari esok tetapi sebelum hari esok datang kita sulit untuk memercayainya hari ini. Anugerah Allah mempunyai 3 karakteristik yaitu dinamis, tak terhitung dan cukup. Allah memberi anugerah harian untuk cobaan harian, anugerah ini adalah anugerah yang dinamis bukan statis. Ketika ada satu bagian pencobaan datang dalam hidup kita, kita ingin menetralkannya dengan anugerah Allah tetapi Alkitab tidak menggambarkan anugerah seperti ini karena anugerah diberikan kepada kita bukan diaplikasikan untuk pencobaan kita. Alkitab menggambarkan anugerah Allah sebagai api yang menghanguskan. Ketika pencobaan datang maka Allah tidak selalu menarik kita keluar dari api pencobaan tetapi anugerahNya selalu memurnikan kita. Allah memberikan anugerahNya bagi kita dalam pencobaan dengan membesarkan suara Roh Kudus yang berbicara kepada kita melalui Alkitab maka setiap kali setan menggoda kita untuk putus asa, kita mempunyai jawaban yang benar untuk membalasnya sehingga kita berani untuk percaya dan taat kepada Allah ketika keadaan sekitar kita sedang mengancam kita. Pengalaman kita berjalan bersama Allah di masa lalu akan menguatkan kita di masa depan. Anugerah Allah akan menumbuhkan kita. Anugerah Allah cukup bagi kita, Ia telah memberikan Kristus korban yang sempurna itu dan tidak perlu ada korban lain yang perlu diberikan bagi kita, Ia telah memberikan FirmanNya yang sempurna dalam Alkitab dan tidak ada lagi yang perlu ditambahkan. Ia telah memberikan Roh Kudus bersama kita dan tidak akan ada pertolongan lain yang lebih besar yang akan diberikan kepada kita. Ia telah memberikan kita gereja yang di dalamnya kita saling menguduskan satu sama lain dan tidak ada lagi institusi kudus lain yang akan didirikan. Jika saudara bertanya bagaimana saya menghadapi hari esok? Allah berkata engkau tidak memerlukan lebih dari apa yang telah engkau terima. Anugerah Allah tidak dapat diukur dan ini membebaskan kita dari kekuatiran karena ini artinya anugerah Allah itu selalu cukup bagi kita. Jangan takut akan hari esok, kita hidup pada masa kini dan kita tidak bisa mengubah masa depan karena itu kekuatiran kita tidak dapat mencapai apa-apa, maka kita perlu bersandar kepada Allah, Dia cukup bagimu karena Dia tidak hanya memberikan kepada kita anugerah, Dia memberikan sumber anugerah itu yaitu diriNya sendiri.
Ketiga kita dipanggil untuk mencari Kerajaan Allah. Ketika kita harus menyembuhkan hati kita dari kekuatiran, hal yang paling penting adalah untuk percaya kepada Allah, Dia peduli kepada kita dan Dia akan menyediakan kebutuhan kita, tetapi kita mungkin tidak percaya dan tidak setuju denganNya, kita tidak ingin apa yang Dia sediakan, kita tidak mau kemana Dia memimpin kita. Jika apa yang Allah kehendaki bagi kita bukan apa yang kita kehendaki, jika maksud dan tujuan yang Allah tetapkan itu bertentangan dengan maksud dan tujuan saya sendiri, bagaimana saya bisa percaya kepadaNya? Obat yang sesungguhnya itu bukan hanya kita memiliki pengenalan Allah yang benar tetapi juga pengenalan diri sendiri. Kita membutuhkan jawaban yang benar tentang pertanyaan akan keberadaan diri kita. Apakah tujuan dari penciptaan saya? Untuk alasan apa Yesus menyelamatkan saya dari maut? Apa yang menjadi prioritas dari hidupku? Apa artinya memiliki hidup yang baik? Jika kita tidak setuju dengan Allah akan hal-hal mendasar seperti ini, kita tidak mungkin mendapatkan damai sejahtera di dalam pemeliharaan Allah, engkau akan melihat kedaulatanNya seperti sebuah borgol dan engkau akan mendapati pemeliharaanNya seperti sebuah tirani. Kekuatiran kita juga bisa datang dari prioritas yang salah dalam hidup kita (ayat 25). Kekuatiran kita seringkali adalah keadaan dan hal-hal yang kita miliki dalam hidup ini. Apakah ini artinya kita berhenti kuatir ketika kita mencapai semuanya itu? Tidak. Yesus sudah mengasumsikan kekuatiran kita tidak serta merta berhenti ketika kebutuhan kita telah terpenuhi. Pakaian dan makanan melambangkan 2 hal yang kita kuatirkan dalam hidup yang melampaui hanya mencukupi kehidupan kita. Makanan yang baik melambangkan kenyamanan dan pakaian melambangkan kehormatan. Ketika Yesus berkata jangan engkau kuatir, ini bukan sekadar perkataan yang menyenangkan tetapi juga adalah perintah Ilahi, janganlah kamu kuatir akan hal-hal dunia ini, mereka ini bukanlah hartamu. Perintah ini dibuat lebih jelas lagi di ayat 33, Yesus berkata carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, apa artinya? Artinya menghidupi hidup yang taat kepada Allah, memprioritaskan Kristus di atas segala sesuatu yang kita miliki, menjadikan Allah satu-satunya hal yang tidak akan kita lepaskan dalam hidup ini. Tetapi jika kita mempedulikan Kerajaan Allah, siapakah yang akan mempedulikan kita? Jawabannya adalah Allah, bagian kedua dari ayat 33 mengatakan maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Biarlah kita bertumbuh dalam pengenalan kasih Allah kepada kita sehingga kita dapat berkata bersama dengan orang-orang kudus ini, Allah itu cukup bagiku. Amin.