Isaac Blesses Jacob

Isaac Blesses Jacob

February 19, 2023

Series: Old Testament

Book: Genesis

Bible Passage: Gen 27:1-29

Dalam peristiwa ini kita akan melihat semuanya berdosa, tetapi kita akan belajar di tengah-tengah segala kesalahan umat Tuhan, rencana Allah tidak mungkin digagalkan oleh kesalahan dan dosa manusia. Bagaimana rencana Allah yang berdaulat akan bekerja melalui kegagalan manusia untuk menggenapi rencanaNya yang baik dan sempurna untuk kemuliaan nama Allah sendiri tetapi Dia akan bekerja melalui kesulitan, dosa, kesalahan umatNya untuk menggenapi rencanaNya yang sempurna bagi umatNya. Tuhan bukan hanya berdaulat atas perbuatan-perbuatan baik kita tetapi juga atas perbuatan-perbuatan kita yang paling jahat dan Tuhan bisa memakai itu semua untuk menggenapi rencanaNya yang baik dan sempurna itu bagi umatNya. Kejadian 27 terjadi pada waktu Ishak sudah tua dan ingin memberkati anaknya, seperti dahulu Abraham memberkati Ishak. Sebelumnya Firman Tuhan sudah datang kepada Ishak dan Ribka bahwa yang sulung, Esau akan menjadi hamba yang muda. Tetapi Ishak tetap ingin memberkati Esau karena dia lebih mengasihi Esau karena Esau bisa memberikan makanan yang dia suka. Disinilah mulai kerusakan terjadi. Tetapi Ribka mendengar dan dia memanggil Yakub anak kesayangannya karena motivasinya dia ingin Yakub yang diberkati jadi dia merancang penipuan itu. Ayat 20, Yakub bahkan berani memakai nama Tuhan untuk menipu ayahnya. Akhirnya Ishak memberkati Yakub (ayat 28-29). Ini adalah kisah yang tragis, penuh tipu muslihat, ini adalah disfunctional family. Kalau kita bertanya siapa yang salah? Semuanya salah. Hanya rencana Tuhan tetap terjadi di tengah-tengah dosa manusia, ketidak taatan manusia, Tuhan bekerja melalui itu semua sehingga rencanaNya terjadi, nama Tuhan dipermuliakan dan kita tahu Kristus datang melalui keturunan Yakub.

Pertama kita fokus kepada Ribka, ini adalah seorang ibu yang mengasihi anaknya Yakub. Meskipun kita tidak tahu pasti apa yang menjadi motivasinya, apakah dia sebenarnya mau mentaati Firman Tuhan yang menyatakan bahwa yang sulung akan menjadi hamba yang bungsu, tetapi suaminya mau melawan Firman Tuhan, Ishak tetap mau memberkati Esau. Mungkin dia berpikir ini melawan Firman Tuhan, apa yang harus dia lakukan kalau itu ada dalam pikirannya? Dia mengambil jalan pintas, menipu dengan segala cara supaya Ishak memberkati Yakub. Ini seperti godaan setan kepada Kristus tetapi Kristus tidak mengambil jalan pintas itu, Dia tahu sebelum kemuliaan Dia harus menerima penderitaan lebih dulu dan tidak tergoda mengambil jalan pintas. Menghadapi bermacam-macam persoalan hidup kita, masa depan yang tidak jelas, tidak ada jalan keluar, kita mungkin tergoda mengambil jalan pintas setan dan mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Semua langkah-langkah yang kita ambil harus tepat di dalam kehendak Tuhan, Tuhan mau kita menyerahkan segala persoalan kita kepada Tuhan dan menantikan Tuhan bekerja. Inilah yang seharusnya dilakukan Ribka.

Kedua, kita melihat tentang Yakub. Dia adalah orang yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ayat 11, dia memulai dengan ragu tetapi ini bukan keraguan karena takut salah melainkan karena takut ketahuan. Dia bukan bergumul apakah ini melawan kehendak Allah, tetapi dia takut ketahuan. Kita mudah sekali diyakinkan setan bahwa dosamu tidak akan terbongkar, bahkan kalaupun terbongkar masih ok karena semua orang melakukannya dan orang lain melakukannya lebih parah. Meskipun Yakub mendapat berkat dari ayahnya tetapi dia harus membayar harga yang mahal, 40 tahun dia harus jauh dari keluarganya dan sampai mati dia tidak bertemu lagi dengan ibunya yang mengasihi dia.

Ketiga kita belajar dari Ishak. Dia sebenarnya tahu seperti Ribka juga tahu bahwa yang sulung akan menjadi hamba yang bungsu tetapi karena nafsunya, karena keinginannya dia tetap ingin memberkati Esau. Dia pasti tahu kalau dia lakukan itu istrinya tidak setuju, dia sedang melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan. Dalam Ibrani 11:20, Ishak tetap dipuji karena imannya, dia salah satu pahlawan iman sewaktu memberkati Yakub. Mengapa demikian? Karena meskipun arah hatinya salah tetapi inti iman Ishak tetap benar, dia tetap percaya akan janji Tuhan dan bahwa ada berkat Tuhan yang perlu diturunkan. Ini mirip Yakub, meskipun dia dengan motivasi salah, merebut dengan cara yang salah, tetapi dia memiliki hati yang benar, dia ingin diberkati oleh Tuhan. Dia mengatakan aku tidak akan melepaskan Engkau pergi kecuali Engkau memberkati aku, itulah hatinya paling dalam, dia ingin diperkenan Tuhan, hidup diberkati dan dipimpin Tuhan. Dia ingin itu meskipun caranya salah. Ishak juga demikian, inti imannya itu benar. Ketika akhirnya dia tahu bahwa dia salah (ayat 33), dia gemetar ketakutan menyadari motivasinya yang salah dibongkar oleh Tuhan dan motivasinya dikalahkan oleh kedaulatan Allah. Dia tidak berani lagi melawan Tuhan, dia sadar dan di pasal 28 dia memanggil dan memberkati Yakub. Sebagai anak-anak Tuhan, bukan berarti kita tidak pernah salah, kita orang-orang berdosa, kita sering jatuh di dalam dosa tetapi ketika Firman Tuhan datang, ketika dosanya dibongkar, Tuhan ingatkan kita, kita cepat-cepat bertobat. Itulah ciri anak-anak Tuhan yang sejati.

Keempat kita melihat Esau. Esau bukanlah umat pilihan Tuhan, Esau bukanlah orang yang mengenal dan mengasihi Tuhan. Ketika Esau sadar apa yang terjadi, dia meraung-raung dengan sangat keras (ayat 34) tetapi sudah terlambat. Meskipun dia menangis meraung-raung, tidak ada tanda-tanda pertobatan dalam hidup Esau, dia tidak menyesal tentang kesalahannya yang memandang rendah hak kesulungannya dan menjualnya dengan semangkuk kacang merah, dia hanya menyesal dia tidak diberkati akan berkat-berkat duniawi. Dia tidak pernah menangisi berkat rohani yang dia kehilangan, dia tidak menyesali akan berkat kesulungannya itu dibuang. Banyak orang menangisi, menyesali akibat dari dosa yang kita alami, tetapi kita tidak pernah menyadari kita sungguh-sungguh berdosa di hadapan Tuhan. Kita tidak pernah sungguh-sungguh membenci dosa, kita hanya tidak suka akibat dosa.

Tanpa anugerah Tuhan, kita juga seperti Esau tetapi Allah terus bekerja menggenapi rencanaNya bagi umatNya, Dia bekerja bahkan dari dosa-dosa manusia dan akhirnya melalui Yakub datanglah Kristus yang nenek moyangnya semua deretan orang-orang berdosa sampai akhirnya Kristus lahir dari keturunan Yakub. Kristus yang tidak mengenal dosa dibuat menjadi berdosa karena kita, supaya di dalam Dia, kita bergantung kepada Dia dan kita dibenarkan oleh Allah. Kita yang ada di dalam Kristus, yang beriman kepada Kristus, yang mengerti upah dosa sudah ditanggung Kristus di atas kayu salib sudah seharusnya kita menjadi orang-orang yang membenci dosa dan memiliki hati yang mengasihi Tuhan yang telah menyerahkan nyawaNya bagi kita, ingin menyenangkan Dia, ingin memuliakan Dia dan hidup memperkenan namaNya. Kita hidup dalam anugerah Tuhan dan dalam pertolonganNya dan mengalami hidup rencana Tuhan yang terbaik bagi umatNya.