Ketika kehidupan kita lancar-lancar, kelemahan karakter kita tersembunyi, kelemahan-kelemahan kita baru mulai terlihat waktu ada tekanan, ada kesulitan, ada penderitaan datang, baru sadar saya tidak sabar, gampang marah, gampang berbohong. Bagaimana kita mengetahui kita adalah orang yang sabar? Tuhan memberikan kita orang yang membuat kita kehilangan kesabaran, disitulah waktu kesabaran kita diuji. Bagaimana kita bisa menghadapi kesulitan, tantangan, rintangan dengan segala macam bentuknya? Yesaya 43:2 – 5a, kita perlu mengenal Allah secara pribadi, siapakah Allah yang menyertai kita, menyelamatkan kita supaya kita dikuatkan dan bisa menghadapi tantangan dan kesulitan itu. Daniel 3:15-18 kita melihat bagaimana Sadrach, Messach, Abednego berjalan melalui api dalam hidup mereka. Mereka percaya, tahu dan mengenal Allah yang sanggup melepaskan mereka dari api dan Dia akan melepaskan mereka. Mengapa mereka mengatakan seandainya Allah tidak melepaskan mereka? Karena iman mereka ada pada Allah yang berdaulat atas segala sesuatu, bukan pada pengertian mereka yang terbatas. Mereka mengenal Allah yang maha bijaksana dan akan bertindak dengan bijaksana bukan sesuai dengan yang mereka bisa mengerti. Mereka melawan titah raja bukan karena mereka tahu mereka pasti akan dilepaskan tetapi karena Allah yang mereka sembah adalah Allah yang sejati, Allah yang berdaulat, Allah yang mengasihi umatNya, termasuk kedaulatanNya jika Allah tidak akan melepaskan mereka sekarang ini.
Bagian ini juga melihat ke depan, kepada Kristus. Waktu Dia datang ke dunia, Dia seperti berjalan di tengah-tengah api seumur hidupnya, dari lahir ingin dibunuh, dikejar-kejar, orang tuanya lari membawa Dia, waktu dewasa dicobai, disalah mengerti seumur hidupNya bahkan keluargaNya sendiri, Dia ditolak, orang-orang mengikut Dia karena ingin mendapat makanan bukan karena mereka percaya sungguh-sungguh kepadaNya, pada akhirnya Dia dikhianati muridNya sendiri bahkan semua muridNya meninggalkan Dia, Dia disiksa dan dicambuk orang Romawi dan akhirnya harus menerima murka Allah di kayu salib. Kristus harus menjalani semua ini seorang diri, semuanya meninggalkan Dia, Allah Bapa yang mengasihi Dia, hari itu ketika api murka Allah membakar anak Allah yang tunggal mengalami itu semua sendiri sampai Dia mengatakan AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku. Mengapa Dia sendiri? Karena Kristus bukan hanya menderita di atas kayu salib bersama-sama kita, tetapi Dia menderita bagi kita, hanya Dia yang bisa menderita menggantikan kita menanggung murka Allah yang seharusnya ditimpakan bagi semua orang yang berdosa. Kita yang beriman kepada Kristus tidak lagi menerima murka Allah karena murka Allah telah dicurahkan kepada Yesus Kristus sehingga tidak ada lagi penghukuman bagi kita yang percaya kepada Kristus. Kutuk dosa itu telah lepas bagi kita yang beriman dalam Kristus karena kita adalah milik Dia karena kita telah dibeli dengan darahNya yang berharga. Inilah janji bagi kita ketika kita menghadapi pergumulan dan kesulitan dalam hidup kita, Dia akan menyertai kita melalui Roh Kudus ketika Dia naik ke surga. Biarlah kita ingat bahwa Kristus telah dilempar ke dalam api murka Allah bagi kita sehingga kita boleh mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup yang tidak akan bisa memisahkan kita dari kasih Allah.