Tiupan sangkakala di dalam Alkitab seringkali menggambarkan kedatangan raja, disini konteksnya adalah raja daripada segala raja, Allah yang akan datang di dalam kemenangan dan kemuliaanNya. Ini juga gambaran di dalam Perjanjian Lama, dalam Yoel 2 dan Yosua 6, ini gambaran yang sangat dekat dengan Wahyu 8. Sebelum Tuhan datang ada tiupan sangkakala menggambarkan kedatangan Tuhan yang dahsyat, dalam kemuliaan dan kemenanganNya. Contoh yang terkenal tentu di Yosua 6, bagaimana tembok Yerikho yang akhirnya hancur tanpa orang Israel melakukan apa-apa, mereka tidak berperang, tidak berusaha menghancurkan tembok itu, tetapi mereka taat apa yang Tuhan katakan.
Mulai ayat 6, kita mendapatkan gambaran dari tiupan sangkakala ini. Dari tiupan sangkakala ini menggambarkan kemenangan Allah dan juga hukuman Allah kepada manusia, tetapi hukuman ini tetap bersifat terbatas, meskipun mengerikan tetapi hanya sepertiga dan kata sepertiga itu ditulis 12x dari ayat-ayat yang kita baca. Hukuman Allah menjadi peringatan dan juga sekaligus kesempatan manusia untuk bertobat, belum seluruhnya dihancurkan, nanti sampai sangkakala ketujuh, 7 cawan murka Allah yang akan nyata, baru disitulah akhirnya musuh-musuh Tuhan dikalahkan dan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, tetapi sementara sangkakala ini dibunyikan masih ada kesempatan, masih ada peringatan Tuhan, ada murka Tuhan untuk manusia sadar akan dosa-dosanya, kembali kepada Tuhan, meninggalkan dosanya dan hidup sesuai kehendak Tuhan.
Hukuman Tuhan yang terjadi dalam setiap tiupan sangkakala itu kita bisa lihat parallel nya dari 10 tulah dari kitab Keluaran. Sangkakala pertama (ay7) mirip dengan tulah ketujuh, guruh, hujan es, api dalam Keluaran 9:22-24. Sangkakala kedua (ay8) mirip dengan tulah pertama, sungai Nil berubah menjadi darah dan membunuh semua ikan di dalamnya. Sangkakala ketiga (ay10-11), ini juga mirip dengan tulah pertama, menjadikan air sebagai kebutuhan utama dari manusia tidak bisa diminum, menjadi beracun. Sangkakala keempat (ay12), ini mirip dengan tulah kesembilan, total darkness selama 3 hari, begitu gelapnya sehingga kegelapan itu bisa diraba, yang terjadi adalah sepertiga siang dan sepertiga malam menjadi total darkness tetapi sekali lagi baru sepertiga supaya mereka merasakan ngerinya, supaya mereka bertobat dan kembali dari jalan-jalan mereka yang berdosa. 3 celaka yang terakhir itu hanya akan terjadi kepada mereka yang tidak ada meterai Allah di dahinya (ay4). Anak-anak Tuhan yang ada meterai di dahinya adalah kepunyaan Allah, milik Allah maka mereka tidak akan mengalami 3 penghukuman yang terakhir yang akan dinyatakan dalam kitab Wahyu.
Pasal 9:1-12 berbicara tentang sangkakala kelima, dari ayat 1 digambarkan Yohanes melihat bintang yang jatuh dari langit, ini menunjuk kepada si iblis yang nanti di pasal 12 akan dilempar dari surga ke bumi dan di Lukas 10 ketika murid-murid Yesus mengusir setan di dalam nama Yesus, Yesus berkata Aku melihat setan jatuh dari langit seperti kilat, inilah yang menjadi penggenapan apa yang dilihat Yesus dalam Lukas 10. Ayat 3 berbicara tentang belalang-belalang, ini memiliki parallel dengan tulah kedelapan, belalang yang memakan habis semua pohon, buah dan tumbuh-tumbuhan sehingga tidak ada yang tersisa di Mesir. Ini bukan benar-benar belalang, nanti kita lihat di ayat 11, dia terutama bukan menghancurkan tumbuh-tumbuhan, pohon, buah-buahan tetapi akan merusak, menganiaya, menyiksa orang-orang yang tidak memakai meterai Allah di dahinya (ay4), mereka justru tidak merusak tumbuhan dan pohon-pohon tetapi akan menyiksa orang-orang yang tidak percaya Tuhan tetapi bukan mematikan mereka tetapi lebih mengerikan dari kematian. Ayat 5-6 dikatakan orang-orang akan mencari maut tetapi mereka tidak akan menemukannya, mereka ingin mati tetapi mati lari dari mereka. Mereka sakit, susah sekali, ingin mati tetapi tidak bisa mati. Itu keadaan yang sangat mengerikan di dalam hukuman Tuhan kepada manusia yang berdosa. Ada 1 ironi dari mereka yang mengikuti setan, penghancur ini ketika datang bukan menghancurkan musuh-musuh dia, yaitu orang-orang yang mengikut Tuhan, karena Tuhan yang menjaga dan melindungi mereka. Jadi orang-orang yang mengikuti jalan dunia ini, yang tidak mau percaya kepada Yesus, justru merekalah yang pada akhirnya dihukum, dianiaya oleh setan itu sendiri, ini menjadi ironis terbesar, ini sudah diberitakan terus menerus kepada kita semua dalam Alkitab. Akhirnya semua akan nyata, doamu, ketaatanmu, hidupmu yang setia, Tuhan tidak pernah membuang, semuanya dilihat, dihitung Tuhan, semuanya berharga di mata Tuhan, berharga orang-orang yang mati di dalam Tuhan. Tuhan jauh lebih berkuasa dari setan karena itu mari kita bergantung kepadaNya.
Kita sebagai anak-anak Tuhan dipanggil bukan untuk hidup normal, bukan untuk menikmati comfortable ordinary life yang bisa kita nikmati tanpa memikirkan surga, neraka, kehendak Tuhan. Paulus mengatakan kalau tidak ada penghakiman seperti ini, kalau tidak ada semuanya itu, apa yang digambarkan kitab Wahyu itu tidak ada, kalau Kristus tidak dibangkitkan (1Kor15) maka saya akan hidup biasa-biasa saja. Tetapi karena Kristus sudah dibangkitkan aku tidak akan hidup normal seperti itu (1Kor 15:32-33). Seluruh kitab Wahyu ini akan dialami seluruh umat manusia, apakah engkau akan bersama-sama Tuhan atau engkau akan mengalami celaka yang besar. Karena apa yang ditulis dalam Kitab Wahyu itu benar maka Paulus mengatakan aku akan hidup menyangkal diri, memikul salib, mengikut Kristus. Biarlah kita mengerti kitab Wahyu dengan detail-detail yang tidak kita mengerti sepenuhnya tetapi kita tahu ada peringatan yang jelas, ada penghiburan yang dalam, ada realita yang memberikan kekuatan bagi setiap orang yang taat hidup di dalam Tuhan.